Showing posts with label Jalan-jalan. Show all posts
Showing posts with label Jalan-jalan. Show all posts

Sunday, June 28, 2015

Jalan-jalan di Kota Serang, Banten

Selamat siang semuanya, semoga semua dalam keadaan baik dan sehat sejahtera ya.  Kali ini saya mau cerita sedikit tentang perjalanan kami ke kota Serang. Mungkin sebagian ada yg bingung, iiiih ngapain sih ke Serang, gak ada yg diliat gitu! Pernah ada teman yg bilang seperti itu soalnya. Awalnya saya sendiri juga bingung sih, di Serang ada apa ya? Saya kok taunya cuman sop ikan sama sate bandeng aja, hihihihihi. Lagi-lagi gak jauh sama makanan yg diinget.


Nah akhirnya saya putuskan untuk browsing, ada apa sih yg bisa diliat di Serang? Jreng jreng......ternyata banyak obyek yang cukup seru lho! Berikut adalah diari perjalanan kami, dan foto2 yang diambil di tempat menarik itu, dan saya kasih bonus sedikit cerita tentang tempat tersebut. 

Foto-foto ini diambil di beberapa kesempatan yang berbeda, kami travelling dengan dua anak kecil pecicilan, jadi untuk ke beberapa tempat sekaligus, impossible! Oh iya, semua tempat yang kami kunjungi ini ada di daerah Banten Lama.


Keraton Kaibon


Ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), keraton ini dibangun untuk ibu Sultan Syafiudin, yaitu Ratu Aisyah. Pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syaifudin masih berumur 5 tahun, belum cukup umur untuk memegang tampuk pemerintahan.

Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832, bersamaan dengan Keraton Surosowan yang akan saya bahas lagi setelah ini. 
Kesulitan saya dalam pengambilan foto di tempat-tempat bersejarah ini adalah, saya tidak terbiasa motret outdoor, hahaha. Kebiasa motretin makanan aja sih. Foto2 di keraton Kaibon dan Surosowan diambil dengan kamera DSLR Canon 600D, lensa 18-135mm. Sedangkan yang di Vihara menggunakan lensa fix 50mm. Keliatan banget perbedaan kualitas gambarnya ya....

Lensa kit 18-135mm ini cukup lumayan untuk pemotretan outdoor, tp kualitas gambar memang jauh kalau dibandingkan dengan lensa fix yang biasa saya pakai. Ditambah dengan cuaca yg panas menyengat waktu itu, dan memang tempat yang didatangi agak gersang. 

Reruntuhan Keraton Kaibon ini sangat sering dipakai untuk pemotretan. Baik pre-wedding, majalah, dll. Pas kami lg disitu juga ada yg lg dandan2 heboh dengan baju ala princess :D

Sejujurnya saya agak sedih melihat kedua Keraton yang saya datangi ini, karena kondisinya yang sangat tidak terawat, kotor dan sepertinya tidak diperhatikan oleh pemerintah...I mean, ini kan tempat bersejarah, sudah sepatutnya mendapatkan perhatian lebih dan layak dong....posisinya mepet sekali dengan perkampungan penduduk. Saya malah nyaris terlewat waktu mau kesini, karena di depan pagar berjejer truk-truk disewakan. Hampir gak keliatan kalo ada reruntuhan keraton di balik pagar. Pagar di sekeliling keratonpun jadi pemandangan yg cukup menyedihkan. Karena jadi tempat warga sekeliling menjemur pakaian, hiks. 












Keraton Surosowan

Tidak seperti Keraton Kaibon yang masih cukup kelihatan sisa reruntuhannya, Keraton Surosowan ini hampir rata tanah. Satu-satunya yang masih cukup kliatan adalah Kolam Rara Denok, yg memang posisinya menjorok ke dalam. Dari sisa2 reruntuhan ruangan yang masih terlihat sebagian, kemungkinan ada puluhan ruangan di keraton ini. Dinding pembatas setinggi 2 meter mengitari area keraton sekitar kurang lebih 3 hektare. Surosowan mirip sebuah benteng Belanda yang kokoh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di empat sudut bangunannya. 

Kami ke keraton ini pas musim panas, sama seperti ke Kaibon. Jadi keadaannya emang sangat gersang. Apalagi di Surosowan yang gak ada bangunan, nyaris rata tanah. Panasnya bener2 bikin sakit kepala. Ditambah pula, suasana di Surosowan lebih mencekam dan agak bikin gimanaaa gitu. Jadi gak berlama-lama :D




Kolam Rara Denok




VIHARA AVALOKITESVARA

Vihara ini terletak dekat sekali dengan Benteng Spellwijk, sampai saat ini juga masih dipergunakan dan penuh pengunjung, baik yang beribadah maupun yang datang untuk melihat-lihat. 

Vihara ini namanya diambil dari nama Bodhisatva yang sangat terkenal dalam aliran Buddhis Mahayana yakni Bodhisatva Avalokitesvara (Kwan Im).

Dari tulisan yang terdapat pada dinding vihara yang terdiri dari 3 bahasa, dapat kita ketahui bahwa vihara yang dibangun pada abad ke 16 ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Vihara ini juga dijadikan simbol oleh masyarakat Banten akan keharmonisan dalam menyikapi perbedaan yang ada. Pada saat meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883,banyak sekali pengungsi yang berlindung di vihara, apapun agamanya. Mereka memohon perlindungan dan dengan keajaiban, vihara selamat walaupun tempat sekitarnya musnah dihantam lahar dan air bah.















Sebenernya di Banten Lama kami mengunjungi benteng Spellwijk dan Museum Purbakala juga, tapi sayangnya ketika kami sampai di benteng, hujan...jadi gak sempet foto2. Sedangkan foto2 di musium Kepurbakalaan yang posisinya dekat sekali dengan keraton Surosowan, sepertinya tidak sengaja ke-delete. hiks. 

Paling tidak, saya berharap tulisan ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang tempat bersejarah di Banten. Karena saya tidak menemukan literatur yang cukup baik untuk melengkapi cerita ini. 

Btw, kalo pembaca ibu2 pasti tau ya, gimana rempongnya jalan2 sama anak kecil...mulai dari bawaan segambreng, anak2 yang berantem di mobil, dan perlunya kenyamanan dalam berkendara. Jadi dengan kondisi yg seperti itu, saya lagi lirik mobil ini nih, Toyota Agya. Cocok juga buat anter jemput anak sekolah... kabinnya nyaman, bagasi luas, eksterior cantik dan emisinya juga iriiiiiit krn Agya termasuk LCGC (Low Cost Green Car). Cocok banget untuk first jobber dan keluarga kecil yang bahagia :) 

Mau tau penampakannya? Dijamin bikin ngiler deh :)






Wednesday, June 17, 2015

Sehari Menikmati Kawasan Kota Tua Jakarta

Untuk sebagian orang, tulisan ini mungkin membosankan, karena pasti udah bertebaran dan beredar banget segala review dan tulisan tentang Kawasan Wisata Kota Tua. Inipun kunjungan kami yang kedua kesini, namanya juga sayang anak, mumpung lagi liburan :D 

Kenapa sih milih Kawasan Kota Tua? Well, selain cukup dekat, banyak tempat menarik, banyak yang bisa dilihat, dan modalnya gak perlu banyak. Ujung-ujungnya memang diliat dari sisi ekonomisnya juga :D Tapi selain itu, kami pengennya anak-anak mempelajari sejarah, bangunan tua yang tentunya banyak cerita dibaliknya. Kebanyakan anak sekarang beredarnya di mol sih, krn mol lebih bertaburan dibanding tempat wisata bersejarah. Itulah sebabnya kami mengajak anak-anak mengenal kawasan wisata seperti ini, dan amat sangat membatasi kunjungan ke mol. 


1. Museum Fatahillah

Anak-anak saya ini suka sama tempat bersejarah, mungkin juga karena mereka kebiasa dibawa ke tempat2 tersebut. Untuk kunjungan kali ini, kami gak masuk ke semua museum yg ada di sekitar kawasan kota tua. Soalnya penuuuuh banget dan kami pake prioritas aja karena waktu yang terbatas. Yang pertama kami kunjungi adalah taman depan Museum Fatahillah. Hihihhihi akhirnya kami ngga masuk ke museumnya tuh, ampun lapangan depan museum yang luas dan lebar itu bener2 penuhhhh manusia. Motret? huhuhuhuhu ngga bisa, yang dipotret  sejauh mata memandang ya cuma ada lautan manusia. Jadi dalam hal ini, pemilihan waktu juga penting! Entah apakah tiap weekend seperti ini situasinya atau ngga.






Akhirnya kami ngajak anak-anak untuk minum es selendang mayang khas Betawi. Pedagangnya banyak di sekitar lapangan depan Fatahillah. Si sulung yang picky eater langsung dadah-dadah ke kamera, lebih memilih minum susu coklat kemasan yang dibawa dari rumah. Cuma adek aja yang duduk manis menikmati segelas es dengan tenang dan damai, hahaha. Seneng dia, gak ada saingan soalnya :D Rasanya? Relatif lumayan, saya pribadi lebih suka es selendang mayang yg pakai gula jawa, kalo yg kami beli ini pake sirup merah yg warnanya aduhai itu lho. Sekali-kali gakpapa lah ya minum es warna shocking red itu :D

2. Museum Seni Rupa dan Keramik



Nah setelah itu, kami masuk ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Htm nya : IDR 5,000 untuk dewasa dan IDR 2,000 untuk anak-anak, suasana sama aja penuhnya, mau beli tiketnya juga antri meliuk2, gak banyak yang difoto, anak2 keburu bosan kepanasan. Padahal sih seru juga isinya kalo buat saya, mungkin kurang menarik untuk anak2 aktif.

Bangunan yang dipakai untuk museum ini adalah bekas Kantor Dewan Kehakiman pada pemerintahan Hindia Belanda, dan pada tahun 1973-1976 gedung ini digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta Barat.


3. Pelabuhan Sunda Kelapa

Lanjut lagi ke Pelabuhan Sunda Kelapa, naaah disini baru anak2 excited banget! Gimana ngga, ngeliat langsung kapal-kapal segedha gaban!!! Eh ada yang tau gak sih, gaban itu segede apa? 









Pelabuhan yg mulai dikenal pada abad ke-12 ini merupakan Pelabuhan Kerajaan Pajajaran yang ibukotanya di Pakuan (sekarang kota Bogor). Awalnya namanya adalah Pelabuhan Kalapa. Pelabuhan ini cukup terkenal dan pada masa itu sempat diperebutkan oleh kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Sampai akhirnya dikuasai oleh Belanda sampai sekitar 300 tahun. Nama "Sunda Kelapa" resmi digunakan kembali sekitar 1970-an.

Pertanyaan dari si sulung cuman satu : "Ma, gimana cara kapalnya keluar kalo mau jalan?" Nah lhoooo emang kliatannya agak mission impossible sih. Lhaaa itu kapal yang masing-masing segede gambreng (mari kita bersihkan nama gaban dari daftar kambing hitam) parkir berdempet-dempet dan berdesak-desakkan! Beneran gak ada ide gimana cara ngeluarin kapal dari barisan itu. Disitu kami cuman foto2 aja, biar keliatan gituuu, perbandingan besar badan anak2 dibanding kapal :D 


4. Menara Syahbandar



ini bukan foto miring ya, tapi memang bangunannya yang miring 







Kami lanjutkan lagi perjalanan ke Menara Syahbandar. Menara miring ini dulunya merupakan titik nol kota Jakarta sebelum dipindahkan ke Monumen Nasional pada tahun 1980-an. Sayang saat itu saya lagi kumat malesnya, jadi cuman duduk2 aja di bawah :D Katanya sih bisa liat situasi di sekitar Menara, sesuai dengan fungsinya pada jamannya dulu,  yaitu sebagai menara pengawas. Udah gitu, kok kali ini travelling tapi lupa ngga bawa lensa yang tele. Yang kebawa cuma lensa fix untuk motret makanan. Kalo motret harus maju mundur cantik kayak artis :D Sungguh tak cocok untuk motret outdoor di tempat yang berpindah2 dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Padahal mah emang sayanya aja yg masih amatiran ya :P. 

Di halaman Menara Syahbandar ada miniatur kapal yang kata anak2 mirip kapal Jake and the Neverland Pirates, mereka sempet main2 beberapa saat sebelum akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Museum Bahari.


5. Museum Bahari

Pintu rustic di Museum Bahari


nah keliatan kan tebelnya kayu yg tua ini


ada yg tau ini apa? hihihih ini lubang untuk tikus!


pintu ini cakep banget buat alas motret makanan 

Lampu jaman baheula

Lanjut lagi gak nih? Bosen gak sih bacanya? Ini nulisnya malem2 sampe sempet ketiduran dong saya, gak sengaja sampe mencet huruf x ratusan...atau ribuan mungkin ya *nyengir*. Jadi mari kita lanjutkan ya... Lanjuuuut dooong, hahaha udah deket banget tanggung kalo gak disamperin! 


Museum Bahari, diliat dari depan Menara Syahbandar

Kami jalan kaki ke Museum Bahari, posisinya emang dekeeet banget dari Menara Syahbandar. Tempat ini lebih seru untuk poto2 sebenernya, tapi kebanyakan saya heboh nguber2 anak kecil yg sibuk pegang ini itu atau mendadak ngilang krn liat sesuatu yang menarik perhatian mereka. Pintu dan jendela di museum ini semua terbuat dari kayu. Bukan sembarang kayu, tp asli kayu yang gede2, tebel2 dan tua. Me likey! Sempet juga terbersit sedikit rasa pengen bawa kabur jendela kayu yg super rustic, tp sudahlah lupakan aja, beraaaatttt boooook! wkwkwkwk kalo ketiban kaki mah dijamin bonyok lah itu judulnya. Eh becanda loh, yakaleee saya ngerampok museum...tp saya emang nanya beneran ke tour guide-nya, kalo pengen dapet kayu yg seperti bahan jendela itu dimana. Ih malah bengong dong si bapak, pertanyaan saya dia anggep aneh sepertinya. Padahal saya serius nanya tuh. Dia gak tau aja, kalo kayu model gitu tuh dicari banget sama para food photographer, termasuk yg food photographer wannabe seperti saya :D

Disini banyak miniatur kapal dan perahu dari berbagai daerah, termasuk pinisi. Sayang gak sempet kefoto, sibuk sama anak2 yg naik ke perahu, padahal ada tulisan dilarang naik perahu, hihihihi.

Tempat ini sebenernya adalah tempat menyimpan rempah2, kala itu rempah kita sangat kaya baik jumlah dan jenisnya, dan berharga sekali untuk bangsa lain...bahkan diperebutkan.








kelakuan dynamic duo


Foto-foto ini mungkin kurang mewakili apa yang kami lihat, begitulah....kalo travelling sama anak kecil, gak bisa fokus motret serius. Karena tangannya harus sigap nggandeng dua anak, belum lagi tas kamera, tas tangan dll. Emak2 memang rempong ya, kalo mau pergi bawaannya segambreng, hahaha. Mulai dari bekel minuman berbagai jenis, warna dan rasa, cemilan, baju ganti, tissue basah, kaca mata item, dan masih banyak lagi. Singkatnya, perlu tas doraemon lah untuk bisa muat semua yang ada di aitu. Belum lagi kelakuan mereka selama di perjalanan, saya mah suka pura2 gak liat aja, abis suka senewen dan deg-deg an iiiih liat mereka pindah sana sini, berantem2an,duuuhhhhh....... 

Dua anak cowok saya ini di usia yang katanya lagi lucu2nya. Aktif dan lucu tepatnya *sambillapkeringet*. Mereka memang dynamic duo banget deh, saling melengkapi. Partner in crime juga, begitu ketemu suka adaaaaa aja kelakuannya yang ajaib...eh bukan ajaib sih, cuman menggemaskan aja *sambilperesbajukenceng2* Oleh karena itulah, yang namanya aman dan nyaman di jalan, pentiiiiing banget. Si sulung sih selama kita jalan2 sebatas sampe Bandung aja, gak pernah tidur. Tapi adeknya masih pake acara tidur siang tuh :D Jadi kemana2 kami selalu bawa bantal! hahahaha kalo capek lumayan kan bisa senderan di bantal dengan nyaman. Jadi dengan bawaan yg banyak itu, saya lagi lirik mobil ini nih, Toyota Agya. Cocok juga buat anter jemput anak sekolah... kabinnya nyaman, bagasi luas, eksterior cantik dan emisinya juga iriiiiiit krn Agya termasuk LCGC (Low Cost Green Car). Cocok banget untuk first jobber dan keluarga kecil yang bahagia :) 







Nantikan episode jalan2 berikutnya ya, semoga informasinya bermanfaat buat yg lagi cari tempat jalan2 seru untuk keluarga di sekitar Jakarta. Thanks for reading our journey!

Wednesday, February 11, 2009

Review Kolam Renang


Karena arka suka berenang (well, main air sih tepatnya) kami jadi berusaha untuk menambahkan berenang ke dalam agenda jalan-jalan kami.
Berikut reviewnya :

1. Waterboom Lippo cikarang
Kami kesana rame2, sama pakde-budhe, mami-ayah-kk dennis-mba beibi, jadi rasanya seru. Apalagi ini pertama kalinya arka kami bawa berenang, waktu itu arka umurnya kl gak salah 15bln. Sayang telat banget, sebenernya dari bbrp bulan aja bayi dah boleh diajak berenang. Tiket masuknya kl gak salah 50rb, arka masih gratis waktu itu. Disana gak boleh bawa makanan/minuman. Tempatnya sih lumayan bagus juga, tp saya justru gak terlalu suka sama kolam arusnya, habis tembok kolamnya warna hitam, kyk batu2 candi gitu, jadi kesannya kyk mandi di kali kalo buat saya. Kolam anaknya juga kecil dan gak terlalu fun mainannya. Enaknya, krn dah tu kolam renang dah lama ada juga kali ya, pohonnya rimbun2, jadi adem dan gak terlalu panas hawanya. Ruang ganti dan showernya tapi kurang banyak dan agak kotor.

2. Ocean Park, Bumi Serpong Damai
Kami bertiga aja kesana, htm 60rb buat weekend, trus anaknya diminta diukur dulu. Pas diukur, tnyt arka dah lewat 80cm. Jadi harus bayar harga penuh! Trus bilang deh sama mbak tiketnya...."mbak, kl segini byar penuh juga? (sambil nunjuk tempat ukur tinggi badan)" si mbak malah bilang "anaknya digendong aja bu, ngga usah bayar" Wah, senangnya, si mba baik amat :). Mungkin dia liat arka kliatan mungil banget kali ya, jadi gak menduga kalo dia dah lbh dari 80cm. N ternyata pula, waktu itu lagi ada promo buat pengguna kartu kredit mandiri, beli 1 dapet 2. Akhirnya kami hanya bayar 60rb utk bertiga!!!! Tempatnya bagus, (eventhough sangat gersang kalau dibandingkan dengan Waterboom cikarang) ada kolam untuk anak yg airnya hanya sebatas mata kaki, dilengkapi dgn perosotan2 kecil dan air mancur yang asik2 banget untuk anak kecil. Arka betah banget lari2 disitu, sambil main2 disekeliling air mancur. Tempatnya juga luas dan nyaman, cuma panas banget! mungkin karena masih rada baru, jadi pohonnya blom rindang. Untuk minjem lokernya, bayar (aduh lupa berapa, kl gak salah 20rb, sekali buka sekali tutup) Makanannya sih standar banget, tempatnya juga diluar area kolam renang, di dkt pintu masuknya. Jadi sebenernya kalau mau nakal, bisa aja keluar dulu (nanti dikasih cap) makan di mobil (buat yg mau irit, bisa bawa bekel dari rumah) trus masuk lagi deh.....:-P untuk ruang gantinya enak, banyak dan lmyn bersih.

3. Waterbom, Pantai Indah Kapuk
Kami memang dah lama penasaran sama waterbom ini, karena katanya asik banget dan terkenal sama harganya yang mahal. Trus suatu waktu, kami lagi jalan2 ke mal favoritnya Arka (Mall Taman Anggrek) ternyata lagi ada promosi dari Waterbom, tiketnya diskon 50%! Langsung d kita beli 3 tiket, 2 adult 1 child, totalnya 210rb. Kalau harga normalnya sih, untuk weekend 160rb utk dewasa dan 120rb utk anak2. Pas nyampe sana, tempatnya ternyata bagus juga, walaupun gak sebagus yang saya harapkan. Tp Arka lmyn betah main di kiddie slide nya karena ada satu prosotan yang ukurannya rada unusual, lebar banget dan warnanya hijau (his favorite color, siggghhhh....!). Di slide inilah lutut saya luka krn berusaha menyelamatkan Arka supaya gak kelelep pas meluncur. Ohya, lantai kolam renang disana memang tidak licin, jadi aman buat anak2, tp resikonya kl jatuh dan mendarat di lutut seperti saya, jadi kacau juga! Kolam arus nya juga asik, ada tempat landainya, jadi kayak di pantai. Arka betah banget main2 disini, sampe sewot pas kami ajak break makan siang. Disini ketat banget, bener2 gak boleh nyebur kalo pake kaos or bukan baju berenang. Misalnya, kan kalo yg berjilbab biasanya suka pake baju daleman jilbab yg bahannya tipis2 warna warni itu tuh, naaaahhhhh...disini gak boleh. Kl berjilbab kudu pake baju berenang buat jilbab. Trus ya, kami kan kebiasa kl ajak arka berenang pasti bawa pelampung. Wah, disini jadi gak kepake dan malah ngrepotin. Karena di kolam arus aja gak boleh pake pelampung sendiri, harus pake ban2 besar yg sudah disediakan gratis disana, jumlahnya juga banyak, jadi gak mungkin kehabisan. Trus juga disediakan life vest, bahkan sampe ada yg ukuran anak 1-2thn an lo! Si arka dipakein juga, tadinya gak mau, tp lama2 dia malah merasa nyaman juga pake life vest itu krn jadi gak terlalu kena angin (waktu itu kami belum membelikan arka baju berenang yg agak tertutup, jadi cuma pake yang model celana pendek aja). Ruang ganti dan showernya bagus! Nyaman, lokernya juga boleh buka tutup sepuasnya. Yg agak aneh itu kamar showernya. Jadi bilik2 nya itu tertutup hanya di pintu, sama bagian kanan-kirinya aja, nah kl ada yg iseng, bilik sebelah tu bisa ngintip2 juga. Kejadian juga pas saya lagi membilas Arka, tiba2 ada anak kecil cewek nongolin kepalanya dan senyum2, "eeehhhh ada ade, wah, cowok ya, lagi keramas ya?" (kebayang dong kalo saya yang lagi mandi gimana coba????). Tp Waterbom ini memang beda kelas, makanan disitu aja asik2 n lmyn mahal. Kami sih makan yg standar2 aja, tp pengen juga nyobain dessert-nya. Ada yg jual gelato (sayang lupa namanya) enak banget! Kami makan yg rasa green tea (sekali lagi, ini request arka si green-a-holics) dan choco chip, wuiiiiihhhhh...mantaaaaaph. Pas nanya sama suami harganya berapa, baru saya shock, kl gak salah 80rb an utk 2 scoop eskrim yg super nikmat ituh....:( At least kami sudah mencobanya.

4. Atlantis, Ancol
Yg ini kami perginya rame-rame sama temen arisan mama, kikikiki. To be honest, kl mo dibandingin sama ketiga tempat yg sudah lebih dahulu saya ulas, ini yg paling payah! Different name, same old "gelanggang renang" ancol. Renovasi yang nanggung kalo mnrt saya. Tempatnya kotor pula! Mungkin karena pengunjungnya bebas bawa makanan. Kolam memang sudah direnovasi, tp pas kami liat di jembatan2 yg diatas kolam arus, semua sudah berkarat dan kotor, parahnya lagi ada satu jembatan yg dijadiin sarang tawon!!! Ampyuuuuuunnnn, kl yg berenang dibawahnya jadi mangsa gimana coba? Tiket masuknya 70rb (which for me its not worth it for the kind of facilities), blom lagi tiket masuk ancolnya @12rb and mobil @12rb. Tapi memang sih, makanannya murah2, dgn 13rb aja sudah bisa makan nasgor yg porsi kuli. Perosotan dan wahana-wahana yang di kolam anaknya juga keliatan old and rusty. Sampe saya males ngajak Arka main prosotan disitu. Untungnya, acara berenang di Atlantis ini disponsori oleh Wira, jadi kami hanya mengeluarkan uang bensin-tol dan makan saja.

Overall (in my opinion nih y) diantara 4 tempat itu, yang saya mau datang lagi adalah Ocean Park dan Waterbom PIK.

Next destination : Jungle water adventure, Bogor!